Kartu Hijau dalam laga voli adalah simbol penghargaan yang diberikan kepada pemain yang secara jujur mengakui kesalahan mereka, seperti menyentuh bola saat melakukan blok atau menyentuh net. Tujuan dari pemberian kartu hijau ini adalah untuk mendorong sikap fair play dan sportivitas di antara para pemain, serta mengurangi waktu yang terbuang untuk pengecekan video.
Penggunaan kartu hijau pertama kali diuji coba secara internasional pada Final Volleyball Nations League (VNL) 2023 yang diadakan di Arlington, Amerika Serikat, dan Gdansk, Polandia, untuk kategori putra dan putri. Sebelumnya, sistem ini telah diterapkan di liga-liga nasional di beberapa negara Eropa, seperti Italia dan Bulgaria.
Pemain yang menerima kartu hijau tidak dikenai hukuman; sebaliknya, mereka mendapatkan apresiasi atas kejujuran mereka. Sebagai insentif tambahan, tim yang mengumpulkan kartu hijau terbanyak selama final VNL berhak menerima hadiah Fair Play Moment senilai USD 30.000. Jika ada tim dengan jumlah kartu hijau yang sama, tim dengan peringkat tertinggi di klasemen akhir yang akan menerima penghargaan tersebut.
Salah satu momen ikonik penggunaan kartu hijau terjadi pada 6 Oktober 2018, ketika wasit Andrea Puecher memberikan kartu hijau kepada Simone Giannelli dari tim Itas Trentino karena mengakui sentuhan bola dalam pertandingan semifinal Super Cup Italia melawan Sir Safety Conad Perugia.
Baca juga: Update Klasemen Liga Voli Jepang Leg 10
Selain kartu hijau, dalam bola voli juga dikenal kartu kuning dan kartu merah. Kartu kuning digunakan sebagai peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran ringan, sementara kartu merah diberikan untuk pelanggaran serius yang melanggar sportivitas. Pemain yang menerima kartu merah harus meninggalkan lapangan dan tidak dapat bermain dalam putaran berikutnya.
Filosofi Kartu Hijau dalam laga voli
Tujuan dan Filosofi
- Mendorong Sportivitas: Kartu hijau bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada pemain yang secara sukarela mengakui pelanggaran, seperti menyentuh bola atau net tanpa perlu intervensi wasit atau tayangan ulang video.
- Efisiensi Waktu: Dengan penerapan kartu hijau, waktu yang biasanya digunakan untuk memeriksa pelanggaran melalui teknologi dapat diminimalkan, sehingga pertandingan berjalan lebih lancar.
Baca juga: Jadwal Liga Voli Jepang 2024-2025, Update Klasemen SV-League
Mekanisme dan Implementasi
- Penggunaan Global: Kartu hijau mulai diperkenalkan di liga-liga lokal sebelum diadopsi pada skala internasional, seperti di Volleyball Nations League (VNL) 2023.
- Tidak Ada Hukuman: Berbeda dengan kartu kuning dan merah, kartu hijau diberikan sebagai bentuk penghargaan, bukan penalti.
- Insentif: Tim yang mengumpulkan kartu hijau terbanyak selama turnamen biasanya mendapatkan penghargaan khusus, misalnya hadiah uang tunai atau pengakuan sebagai tim dengan etika bermain terbaik.
Sejarah Penggunaan
- Momen Ikonik: Salah satu peristiwa bersejarah terjadi pada 6 Oktober 2018, ketika Simone Giannelli dari tim Itas Trentino menjadi salah satu penerima kartu hijau pertama karena mengakui sentuhan bola dalam pertandingan semifinal Super Cup Italia.
- Liga Eropa: Sebelum penerapan di VNL, kartu hijau telah digunakan dalam liga nasional Italia, Bulgaria, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Regulasi Lainnya
- Kartu Kuning dan Merah: Kartu kuning dan merah tetap digunakan untuk memberikan sanksi kepada pemain atas pelanggaran ringan dan berat. Kartu hijau tidak menggantikan peran kartu ini, melainkan menambahkan elemen sportivitas dalam permainan.
Dampak Positif Karta Hijau dalam Laga Voli
- Meningkatkan Reputasi Atlet: Pemain yang menerima kartu hijau dianggap sebagai contoh baik dalam menjaga kejujuran di olahraga.
- Peningkatan Citra Olahraga: Bola voli menjadi lebih dikenal sebagai olahraga yang mengedepankan fair play, menjadikannya lebih menarik bagi penonton.