Semifinal Kejuaraan Dunia Voli Putri FIVB 2025 menghadirkan drama besar di Bangkok. Italia, juara Olimpiade sekaligus pemuncak ranking dunia, berhasil menaklukkan Brazil dalam duel lima set yang sengit.
Kemenangan 3-2 (22-25, 25-22, 28-30, 25-22, 15-13) membuat Italia memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka menjadi 35 pertandingan sekaligus mengamankan tiket ke final.
Pertandingan di Huamark Indoor Stadium, Sabtu (6/9/2025), disaksikan 6.000 penonton yang memenuhi arena.
Italia akhirnya bisa merasakan kemenangan pertama atas Brazil dalam sejarah Kejuaraan Dunia, sekaligus memastikan diri tampil di final melawan Turki pada Ahad (7/9/2025) malam.
Sementara itu, Brazil harus puas melakoni perebutan medali perunggu menghadapi Jepang.
Antropova Jadi Penyelamat Italia
Italia sempat goyah ketika Brazil merebut set pertama 22-25. Namun masuknya Ekaterina Antropova menggantikan bintang utama Paola Egonu menjadi titik balik.
Pemain berusia 21 tahun itu tampil luar biasa dengan torehan 28 poin (20 serangan, enam blok, dua ace) sekaligus menjadi pencetak angka terbanyak tim.
BACA JUGA: Melisa Vargas Membara! Turki Lolos ke Final Pertama Kejuaraan Dunia Voli
“Kami sangat senang bisa menang di laga sulit ini,” kata Antropova seusai pertandingan. “Brazil bermain dengan hati, tapi kami juga menunjukkan mental yang kuat. Sekarang saatnya pemulihan, karena kami masih punya satu final lagi.”
Selain Antropova, Myriam Sylla juga tampil impresif dengan 21 poin, terdiri dari 19 serangan dan dua blok. Egonu, yang kembali dimainkan di set kelima, menambah 11 poin termasuk satu ace penting.
Brazil Kehilangan Momentum
Di kubu seberang, kapten Brazil Gabriela “Gabi” Guimarães menjadi top skor pertandingan dengan 29 poin (27 serangan, dua blok).
Rekannya, Rosamaria Montibeller, menambah 20 poin, sementara dua middle blocker, Diana Alecrim dan Júlia Kudiess, masing-masing mencatat 15 dan 14 angka.
Meski unggul dalam kategori blok dengan 22 poin dibanding 15 milik Italia, Brazil harus membayar mahal kesalahan sendiri yang mencapai 27 poin.
Sebaliknya, Italia lebih efisien dengan hanya 19 kesalahan sepanjang laga.
“Sulit menerima kekalahan seperti ini,” ujar Gabi. “Kami kalah di detail kecil, terutama di tie-break. Saya menyesal tidak bisa berbuat lebih, tapi bangga dengan perjuangan tim. Italia bermain luar biasa dan pantas ke final. Sekarang fokus kami adalah meraih medali perunggu.”
Italia Dekati Sejarah Baru
Italia kini berpeluang besar mencatat sejarah dengan menyapu bersih tiga gelar utama: Olimpiade, Volleyball Nations League, dan Kejuaraan Dunia.
Sejak Mei 2024, tim asuhan Davide Mazzanti tidak pernah merasakan kekalahan, mencatatkan 35 kemenangan resmi berturut-turut.
Mereka juga sudah memastikan medali keempat di ajang ini, setelah meraih emas pada 2002, perak pada 2018, dan perunggu pada 2022.
Final melawan Turki akan menjadi ujian sesungguhnya untuk generasi emas Italia.
Dengan mental baja dan kedalaman skuad yang solid, Italia menunjukkan mereka bukan hanya tim tangguh di atas kertas, tetapi juga memiliki determinasi untuk tetap bertahan dalam situasi paling sulit.
Semua mata kini tertuju pada partai final melawan Turki, yang juga tengah membuat sejarah dengan lolos ke final pertama mereka di Kejuaraan Dunia.