Kontroversi Kemenangan Korea atas Jepang: “Kalau Menang Karena Wasit, Itu Justru Memalukan”

Kontroversi Kemenangan Korea atas Jepang “Kalau Menang Karena Wasit, Itu Justru Memalukan”
Dokumentasi laman: KBS

Dua hari pasca laga panas Korea Selatan vs Jepang di turnamen Korea Invitational 2025, menuai kontroversi “home call” alias keputusan wasit yang dinilai berat sebelah masih jadi bahan perdebatan.

Pertandingan yang berlangsung ketat hingga set kelima itu diwarnai serangkaian keputusan kontroversial.

Mulai dari ball touch pada blok hingga servis in-out, mayoritas menguntungkan tuan rumah.

Ironisnya, tayangan ulang momen-momen krusial justru tak ditampilkan di siaran resmi, memperkuat dugaan bahwa wasit terlalu condong pada Korea.

Menang, tapi Dingin di Mata Publik

Hasil akhir laga tersebut, Korea Selatan menang atas Jepang, yang sebenarnya menurunkan skuad pelapis.

Kemenangan itu bahkan tercatat sebagai kemenangan ke-150 Korsel atas Jepang, dan terjadi hanya beberapa hari setelah peringatan Hari Kemerdekaan (Liberation Day).

Namun bukannya euforia, publik justru menunjukkan reaksi dingin. Banyak fans menyebut kemenangan ini “memalukan” karena dibayangi kontroversi wasit.

BACA JUGA: Empat Pemain Asing Perkuat Quincys Kariya, Nuttsara Tomkom Jadi Pemain Sekaligus Pelatih

Di Jepang, kemarahan lebih terasa. Sebuah video di YouTube yang mengompilasi dugaan kesalahan wasit dalam laga tersebut langsung meledak.

Kabarnya video kompilasi tersebut pun telah ditonton lebih dari 500 ribu kali hanya dalam sehari dan dibanjiri ribuan komentar sinis.

Respon Federasi: “Bukan Karena Tekanan”

Meski badai kritik terus meluas, Asosiasi Bola Voli Korea (KVA) menilai isu ini terlalu dibesar-besarkan.

Seorang pejabat senior KVA dalam wawancara dengan KBS menyebut kemenangan ini penting bagi mental tim.

“Sejak Olimpiade Tokyo, kami terus kalah di ajang besar. Tahun ini pun baru satu kali menang di VNL.

Walau ini hanya turnamen undangan, kami harap kemenangan ke-150 atas Jepang bisa jadi batu loncatan untuk menambah kepercayaan diri pemain,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, kemenangan tersebut tidak semestinya dilekatkan dengan label ‘bantuan wasit’.

“Pemain kami juga sedang dalam fase transisi. Kalau dibilang menang hanya karena keputusan wasit, bukankah itu merendahkan usaha para pemain?” katanya.

BACA JUGA: Tim Voli Putri Jepang Tumbang dari Korea Selatan di Laga Sengit, Kontroversi Warnai Set Penentuan

Soal dugaan keberpihakan, ia pun berdalih,

“Mungkin memang ada pandangan menguntungkan karena atmosfer suporter tuan rumah.

Tapi tidak ada tekanan dari asosiasi pada wasit. Semua wasit yang memimpin adalah profesional dan punya pertimbangan sendiri.”

Krisis Pasca Era Kim Yeon-koung

Terlepas dari pembelaan KVA, realita di lapangan tetap jadi sorotan.

Sejak pensiunnya Kim Yeon-koung, ikon besar voli putri Korea, performa tim nasional terus menurun.

Alih-alih memetik kepercayaan diri dari kemenangan melawan Jepang, sebagian pengamat menilai justru ada bahaya sebaliknya.

Terdapat kesan bahwa tim tak mampu menang tanpa “bantuan” wasit dan ini bisa menghancurkan mental para pemain.

BACA JUGA: Daftar Juara Voli Putri Dunia U-21: Sejarah, Statistik, dan Dominasi Negara-Negara Kuat

Dengan kontroversi yang belum reda, kemenangan di Jinju ini lebih banyak meninggalkan tanda tanya besar.

Apakah timnas voli putri Korea benar-benar sedang bangkit, atau sekadar menutup kelemahan dengan kemenangan semu?