Dunia olahraga dikejutkan oleh skandal pemain pria di Tim Voli Putri Vietnam pada ajang FIVB Women’s U-21 World Championship 2025.
Tim nasional voli putri Vietnam didiskualifikasi dari babak 16 besar setelah terbukti menurunkan dua atlet berjenis kelamin laki-laki di skuad yang seharusnya hanya diisi pemain putri.
Kasus ini menjadi salah satu isu terpanas di dunia voli tahun ini dan memicu perdebatan luas tentang integritas kompetisi internasional.
Awal Mula Skandal
Skandal ini mencuat ketika FIVB mengumumkan hasil penyelidikan terhadap dua pemain Vietnam, Dang Thi Hong dan Nguyen Phuong Quynh.
Berdasarkan tes dan verifikasi resmi, keduanya berjenis kelamin pria, meski terdaftar sebagai anggota tim putri.
Keputusan diskualifikasi diambil setelah FIVB memastikan pelanggaran terhadap Pasal 12.2 Peraturan Pemain, Pasal 13.5.2 Peraturan Acara, dan Pasal 14.4 Peraturan Disiplin.
Akibatnya, seluruh hasil pertandingan yang melibatkan kedua pemain tersebut dibatalkan.
BACA JUGA: Voli Putri Korea Target Rebut Tiket VNL 2026 Lewat Dominasi di Panggung Asia
Indonesia Diuntungkan
Diskualifikasi Vietnam membawa dampak positif bagi Timnas Voli Putri Indonesia U-21.
Skuad Merah Putih yang sebelumnya berada di peringkat kelima grup kini naik menjadi peringkat tiga, otomatis melangkah ke babak 16 besar.
Bagi Indonesia, ini adalah peluang emas untuk menorehkan prestasi di kancah dunia, sekaligus modal penting dalam mempersiapkan diri untuk turnamen-turnamen besar berikutnya.
Namun di babak 16 besar, Timnas Voli Putri Indonesia U-21 takluk dengan skor 1-3 dari tim kuat Italia.
Keputusan FIVB yang Memicu Tanda Tanya
Meski diskualifikasi telah diumumkan, situasi menjadi membingungkan setelah kabar terbaru dari Surabaya menyebutkan bahwa Dang Thi Hong tetap terlihat bermain.
Pada laga perebutan peringkat 17–24 melawan Mesir, Rabu (13/4/2025), kapten tim Vietnam bernomor punggung 12 itu turun ke lapangan.
Hal ini memicu pertanyaan publik, mengapa ia masih diperbolehkan bertanding meski masuk dalam daftar pemain yang dipermasalahkan.
Sebaliknya, Nguyen Phuong Quynh yang mengenakan nomor punggung 21 benar-benar dicoret dari daftar pemain setelah tes memastikan dirinya laki-laki. Ia tidak tampil lagi dalam pertandingan pasca keputusan FIVB.
Vietnam Turun Kasta, Fokus ke Perebutan Peringkat
Secara resmi, Vietnam tidak lagi bersaing di babak 16 besar dan hanya bertanding untuk memperebutkan peringkat 17–24.
Meski tetap mengikuti sisa turnamen, reputasi mereka di mata publik terlanjur tercoreng akibat skandal ini.
Di sisi lain, Indonesia kini memanfaatkan peluang untuk menembus babak-babak krusial dan mengukir catatan positif di ajang bergengsi tersebut.
Dampak terhadap Dunia Voli
Skandal pemain pria di Tim Voli Putri Vietnam menjadi pelajaran penting bagi federasi olahraga internasional.
Banyak pihak mendesak FIVB untuk memperketat prosedur verifikasi gender sebelum turnamen dimulai, guna menghindari kasus serupa di masa depan.
Selain itu, kasus ini juga memicu diskusi tentang pentingnya integritas dan transparansi dalam olahraga profesional.
Beberapa analis menyebut, peraturan yang lebih jelas dan pengawasan ketat akan menjadi kunci menjaga keadilan kompetisi.
BACA JUGA: Daftar Tim Lolos Perempat Final Kejuaraan Dunia Voli Putri U-21 2025 di Surabaya
Respons Publik dan Media
Media olahraga di Asia dan dunia memberikan sorotan besar pada kasus ini.
Tagar terkait skandal Vietnam menjadi tren di media sosial, dengan banyak warganet mempertanyakan etika tim pelatih dan federasi voli Vietnam.
Banyak penggemar olahraga menyayangkan kejadian ini, mengingat Vietnam sebenarnya memiliki potensi besar di kancah voli internasional.
Namun, keputusan untuk menurunkan pemain yang tidak memenuhi syarat dianggap telah merusak citra olahraga tersebut.
Skandal pemain pria di Tim Voli Putri Vietnam menjadi salah satu peristiwa paling kontroversial di dunia voli tahun 2025.
Meski tim tersebut masih melanjutkan pertandingan di klasemen bawah, dampak reputasional yang mereka hadapi kemungkinan akan bertahan lama.
Bagi Indonesia, ini adalah kesempatan langka yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, bukan hanya untuk prestasi, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa integritas dalam olahraga tetap menjadi prioritas utama.